Sebuah film bermutu baru saja saya tonton. Roberto Benigni adalah sang sutradara sekaligus aktor dibalik film ini. Film ini memiliki benang merah dengan film bermutu lain, yakni I am Sam yang dibintangi oleh aktor favorit saya, Sean Penn. Hubungan seorang ayah dengan anaknya menjadi benang merah di antara kedua film bagus ini.
Berlatar belakang di Italia tahun 1930an, film ini diawali dengan kisah seorang pelayan hotel, Guido, dibintangi oleh Roberto Benigni. Guido adalah seorang pemuda yang cerdas, banyak akal, dan kocak. Ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang berprofesi sebagai guru. Gadis itu bernama Dora, dibintangi oleh Nicoletta Braschi. Singkat cerita, akhirnya mereka menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Joshua.
Masa itu holokaus (yang diragukan oleh beberapa pihak) terhadap orang Yahudi juga sampai ke Italia. Guido sendiri adalah seorang Yahudi, sedangkan Dora bukan. Akhirnya, Guido dan anaknya, Joshua, dikirim ke kamp konsentrasi Nazi. Namun, karena cinta Dora terhadap suami dan anaknya, ia pun memaksa ikut ke kamp itu.
Di awal perjalanan, Joshua menanyakan pada ayahnya, 'Kita akan ke mana, ayah?' Dengan berbohong, Guido pun menjawab: 'Kita akan bepergian'. Joshua bertanya lagi, 'Iya, tapi kita akan ke mana?'. 'Ini kejutan ulang tahunmu, jadi rahasia', sahut sang ayah.
Singkat cerita, mereka pun sampai di kamp konsentrasi Nazi. Untuk menghindari penyiksaan terhadap anaknya, Guido pun membayangkan tempat itu menjadi sebuah permainan yang hadiah utamanya sebuah tank. Ia 'membohongi' anaknya dengan permainan khayalannya itu. Anaknya diajak untuk ikut dalam permainannya agar mereka bisa menang dan mendapatkan hadiah utama. Di sinilah kecerdikan sang ayah dalam melindungi anaknya. Semua akal cerdiknya, yang seringkali membuat saya tertawa sekaligus menangis, telah membuat anaknya selamat dari kamp itu. Bagaimana dengan nasib Guido dan Dora? Tonton sendiri, ya biar lebih seru;P
Film ini membuat saya merenungkan cinta orangtua, di film ini cinta sang ayah, yang selama ini saya nikmati. Sebagai anak, kadang saya merasa cinta yang saya berikan terhadap orangtua tidak akan pernah cukup untuk membalas cinta mereka terhadap saya. Meskipun, seringkali saya mengabaikan mereka. Inilah yang membuat saya sering menyesali segala perlakuan buruk saya terhadap orangtua. Sebelum terlambat, saya sedang dan akan selalu berusaha untuk tidak mengecewakan mereka. Mungkin, inilah yang membuat saya selalu memfavoritkan film-film bertema cinta keluarga. Film sejenis yang juga sangat saya suka adalah The God Father Trilogy dan Kabi Kushi Kabi Gham.
Sumber gambar: charmedattic.wordpress.com