Selasa, 08 Juli 2008

Life is Beautiful: Sebuah Film dari Roberto Benigni yang Menyentuh


Sebuah film bermutu baru saja saya tonton. Roberto Benigni adalah sang sutradara sekaligus aktor dibalik film ini. Film ini memiliki benang merah dengan film bermutu lain, yakni I am Sam yang dibintangi oleh aktor favorit saya, Sean Penn. Hubungan seorang ayah dengan anaknya menjadi benang merah di antara kedua film bagus ini.

Berlatar belakang di Italia tahun 1930an, film ini diawali dengan kisah seorang pelayan hotel, Guido, dibintangi oleh Roberto Benigni. Guido adalah seorang pemuda yang cerdas, banyak akal, dan kocak. Ia jatuh cinta dengan seorang gadis yang berprofesi sebagai guru. Gadis itu bernama Dora, dibintangi oleh Nicoletta Braschi. Singkat cerita, akhirnya mereka menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Joshua.

Masa itu holokaus (yang diragukan oleh beberapa pihak) terhadap orang Yahudi juga sampai ke Italia. Guido sendiri adalah seorang Yahudi, sedangkan Dora bukan. Akhirnya, Guido dan anaknya, Joshua, dikirim ke kamp konsentrasi Nazi. Namun, karena cinta Dora terhadap suami dan anaknya, ia pun memaksa ikut ke kamp itu.

Di awal perjalanan, Joshua menanyakan pada ayahnya, 'Kita akan ke mana, ayah?' Dengan berbohong, Guido pun menjawab: 'Kita akan bepergian'. Joshua bertanya lagi, 'Iya, tapi kita akan ke mana?'. 'Ini kejutan ulang tahunmu, jadi rahasia', sahut sang ayah.

Singkat cerita, mereka pun sampai di kamp konsentrasi Nazi. Untuk menghindari penyiksaan terhadap anaknya, Guido pun membayangkan tempat itu menjadi sebuah permainan yang hadiah utamanya sebuah tank. Ia 'membohongi' anaknya dengan permainan khayalannya itu. Anaknya diajak untuk ikut dalam permainannya agar mereka bisa menang dan mendapatkan hadiah utama. Di sinilah kecerdikan sang ayah dalam melindungi anaknya. Semua akal cerdiknya, yang seringkali membuat saya tertawa sekaligus menangis, telah membuat anaknya selamat dari kamp itu. Bagaimana dengan nasib Guido dan Dora? Tonton sendiri, ya biar lebih seru;P

Film ini membuat saya merenungkan cinta orangtua, di film ini cinta sang ayah, yang selama ini saya nikmati. Sebagai anak, kadang saya merasa cinta yang saya berikan terhadap orangtua tidak akan pernah cukup untuk membalas cinta mereka terhadap saya. Meskipun, seringkali saya mengabaikan mereka. Inilah yang membuat saya sering menyesali segala perlakuan buruk saya terhadap orangtua. Sebelum terlambat, saya sedang dan akan selalu berusaha untuk tidak mengecewakan mereka. Mungkin, inilah yang membuat saya selalu memfavoritkan film-film bertema cinta keluarga. Film sejenis yang juga sangat saya suka adalah The God Father Trilogy dan Kabi Kushi Kabi Gham.

Sumber gambar: charmedattic.wordpress.com

7 komentar:

ingki-rinaldi mengatakan...

Children begin by loving their parents; as they grow older they judge them; sometimes they forgive them. ~Oscar Wilde~

andien mengatakan...

2ingki...
Akhirnya...tulisan gue ada yang ngomentarin, thanks anyway.
Yups, bener banget tuh omongannya mister Wilde. Sebagai anak, semoga kita diberi kesempatan untuk mohon ampun ama ortu sebelum telat, lebih baik lagi sih gak nyakitin mereka lagi, berusaha mengerti segala keinginan dan harapan mereka yang seringkali sangat bertentangan dengan kita, secara beda generasi pasti pertentangan itu akan ada. Jurus jitu gue klo udah bersebrangan ya diem, silent is gold, kayak mbak mega, hehehe...

Feny Andiani mengatakan...

wah ndien, kalo gw sampe sekarang masih belom sanggup nonton tuh film, hihihi..., abisnya waktu gw baca resensinya kelewat sedih sih ceritanya, apalagi akhirnya si Guidonya mati, ups! (ngebocorin cerita yang coba disembunyiin jeung andien)

andien mengatakan...

2feny...
Hehe...elo pasti ngebayangin gue yang menangis tersedu-sedu... Baca novel elo yang gak sedih-sedih amat gue udah menangis, apalagi ini yak... Tapi...gak separah novel The Kite Runner kok kesedihannya, ups filmnya gue gak sanggup nonton, takut out of my expectation.

Anonim mengatakan...

Wonderfull, great, nice
Hidup penuh dengan warna-warni. Ga monoton, hee.

NB: wah..ketemu senior nih..

Anonim mengatakan...

Slamat Iedul Fitri teh
Mohon Maaf Lahir & Bathin
Happy Lebaran
تقبل ألله منا و منكم
من الآعيدين والفائزين
Regards,
A Syafran Ekasapta, sekeluarga

Jeanot mengatakan...

wewww.. pengen nontonn.. hahha.. I am Sam (y).. yg ini aku belum nonton..